RSS

Bentuk-bentuk Arsitektural Selaku Simbol Kosmologis

Subjektivitas penilaian sesuatu adalah otoritas seseorang untuk memberikan penilaian terhadap bentukan arsitektur, itu tidak dapat disanggah dan merupakan kewenangan pribadi sebagai individu. Sehingga penilaian tidak akan pernah atau selalu sama dengan orang lain akan keindahan dan keburukan.

Pada tahap primer orang berfikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dan mitis, atau agama. Tidak selalu bergantung pada faktor estetika atau bentuk yang estetis. Estetis artinya penilaian sifat yang dianggap indah dari segi kenikmatan.

Dalam alam pikiran mitologis atau mitis, manusia masih menghayati diri tenggelam pada dan bersama seluruh alam dan dunia ghaib, belum ada pembedaan antara yang subjek dan objek. Sebagai contoh meru-meru beratap ganda dan langsing dan menjulang berbentuk menara pada bangunan tradisional Bali. Munculnya bentuk yang demikian bukan hanya didasarkan pada unsur estetika saja, tapi lebih kepada tuntutan agama, asas rohani yang menjadi bentuk tersebut, demi keselamatan.

Demikian juga, kita tidak akan menemukan satu gaya tunggal bagi arsitektur, karena arsitektur merupakan apresiasi jiwa yang terimplementasikan ke dalam bentuk, sehingga unsur estetik tidak dominan dan kepuasan merupakan hal penentu. Semua bentukan ada maksud yang dituju dan ingin disampaikan, juga reaksi kepatuhan terhadap adanya kekuatan yang besar pada jiwa seseorang (kosmos).(Mangunwijaya, 1995: 51)

Bookmark and Share

1 komentar:

Reef mengatakan...

Oke...
Dah di ACC kok